Rabu, 08 Desember 2010

taubat

  • Abu Sa'id al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ada seseorang dari umat terdahulu yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Dia kemudian bertanya tentang manusia yang paling berilmu di muka bumi. Setelah bertanya, dia dianjurkan untuk pergi kepada seorang rahib. Lalu, dia berangkat menuju kediaman sang rahib. Setibanya di sana, dia bertanya, 'Saya telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah masih ada jalan bagi saya untuk taubat? 'Tidak, 'jawab sang rahib. Tanpa banyak komentar, dia pun langsung membunuh rahib itu. Sekarang, genaplah orang yang mati di tangannya menjadi seratus orang. Kemudian, dia masih bertanya dan mencari orang yang paling berilmu di permukaan bumi ini. Kepadanya, disampaikan bahwa ada seorang 'alim di suatu tempat. Kepada orang 'alim ini, dia mengatakan bahwa dirinya sudah membunuh seratus orang, apakah pintu taubat masih terbuka baginya? Orang 'alim itu menjawab, 'Ya, masih ada kesempatan. Siapa yang dapat menghalangi seseorang untuk bertaubat. Kemudian, orang 'alim itu menganjurkan dia (pembunuh) untuk pergi ke sebuah negeri, dimana di sana banyak terdapat orang-orang yang rajin beribadah kepada Allah. Orang 'alim itu menganjurkan agar dia beribadah bersama mereka dan jangan pernah kembali ke negeri asalnya. Si pembunuh ini pun berangkat. Namun, di pertengahan jalan maut datang menjemputnya. Ketika itu, Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab berebut. Malaikat Rahmat berkata, "Dia pergi menuju negeri lain dalam keadaan sudah bertaubat dan hati yang bersih kepada Allah swt." 'Sementara Malaikat Azab pun berkata, "Dia belum melakukan kebaikan sedikitpun." Kemudian datanglah Malaikat yang lain sebagai hakim diantara keduanya. Malaikat itu berkata kepada keduanya, 'Ukurlah jarak antara dua negeri ini (negeri pembunuh dan negeri tujuan) Ke negeri mana pun dia lebih dekat, berarti dia akan menjadi miliknya. 'Ternyata, dia (pembunuh) lebih dekat ke negeri tujuannya, yakni negeri orang-orang yang taat dan rajin ibadah kepada Allah, maka dia pun (ruh) dibawa oleh Malaikat Rahmat." (HR. al-Bukhari-Muslim)

Rabu, 01 Desember 2010

baca lah surat ayat kursi menjelang tidur

Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"
Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.
"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi."
Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."
Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."
Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.
"Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."
"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."
Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.
Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.
"Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.
"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah.
"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.
Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."
Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang ertemu denganmu tiap malam itu?"
"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.
"Itulah syaitan."

  • sumber: kisah teladan islami