- Abu Sa'id al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ada seseorang dari umat terdahulu yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Dia kemudian bertanya tentang manusia yang paling berilmu di muka bumi. Setelah bertanya, dia dianjurkan untuk pergi kepada seorang rahib. Lalu, dia berangkat menuju kediaman sang rahib. Setibanya di sana, dia bertanya, 'Saya telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah masih ada jalan bagi saya untuk taubat? 'Tidak, 'jawab sang rahib. Tanpa banyak komentar, dia pun langsung membunuh rahib itu. Sekarang, genaplah orang yang mati di tangannya menjadi seratus orang. Kemudian, dia masih bertanya dan mencari orang yang paling berilmu di permukaan bumi ini. Kepadanya, disampaikan bahwa ada seorang 'alim di suatu tempat. Kepada orang 'alim ini, dia mengatakan bahwa dirinya sudah membunuh seratus orang, apakah pintu taubat masih terbuka baginya? Orang 'alim itu menjawab, 'Ya, masih ada kesempatan. Siapa yang dapat menghalangi seseorang untuk bertaubat. Kemudian, orang 'alim itu menganjurkan dia (pembunuh) untuk pergi ke sebuah negeri, dimana di sana banyak terdapat orang-orang yang rajin beribadah kepada Allah. Orang 'alim itu menganjurkan agar dia beribadah bersama mereka dan jangan pernah kembali ke negeri asalnya. Si pembunuh ini pun berangkat. Namun, di pertengahan jalan maut datang menjemputnya. Ketika itu, Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab berebut. Malaikat Rahmat berkata, "Dia pergi menuju negeri lain dalam keadaan sudah bertaubat dan hati yang bersih kepada Allah swt." 'Sementara Malaikat Azab pun berkata, "Dia belum melakukan kebaikan sedikitpun." Kemudian datanglah Malaikat yang lain sebagai hakim diantara keduanya. Malaikat itu berkata kepada keduanya, 'Ukurlah jarak antara dua negeri ini (negeri pembunuh dan negeri tujuan) Ke negeri mana pun dia lebih dekat, berarti dia akan menjadi miliknya. 'Ternyata, dia (pembunuh) lebih dekat ke negeri tujuannya, yakni negeri orang-orang yang taat dan rajin ibadah kepada Allah, maka dia pun (ruh) dibawa oleh Malaikat Rahmat." (HR. al-Bukhari-Muslim)
Rabu, 08 Desember 2010
taubat
Rabu, 01 Desember 2010
baca lah surat ayat kursi menjelang tidur
Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"
Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.
"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi."
Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."
Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."
Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.
"Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."
"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."
Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.
Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.
"Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.
"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah.
"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.
Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."
Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang ertemu denganmu tiap malam itu?"
"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.
"Itulah syaitan."
- sumber: kisah teladan islami
Senin, 29 November 2010
kisah tiga orang pengembara
Hari itu mendung tiba-tiba saja menutup langit. Dalam sekejap hujan pun turun dengan lebatnya. Tiga orang pengembara yang saat itu sedang berjalan bersama, cepat-cepat mencari perlindungan. Kebetulan ada sebuah gua di depan mereka. Tanpa pikir panjang, ketiganya segera masuk dan berteduh di dalamnya.
Hujan yang deras membuat tanah menjadi longgar, dan sebongkah batu yang besar jatuh dari atas gua dan menutup lubang guanya. Ketiga pengembara itu pun terperangkap di dalamnya.
Berkali-kali mereka mencoba mendorong batu itu, namun batu itu terlalu berat sehingga sedikit pun tidak bergeser dari tempatnya. Tiba-tiba salah seorang di antaranya berkata “Demi Alloh, tidak akan ada yang menyelamatkan kita kecuali sifat jujur dan ikhlas. Marilah kita berdoa kepada Alloh dengan perantara (wasilah) amal perbuatan yang pernah kita lakukan dengan hati yang ikhlas. Semoga Alloh mau memberikan pertolongannya.”
Mereka bergegas mensucikan diri kemudian mulai mengucapkan doa.
Pengembara pertama berdoa, “Ya Alloh, Engkau tahu bahwa hamba dulu pernah memiliki seorang pekerja yang hamba upah dengan tiga gantang padi. Suatu hari pekerjaku itu pergi tanpa mengambil upahnya. Maka aku menyemai padi-padi itu hingga membuahkan hasil. Hasilnya kau belikan seekor sapi yang kemudian beranak pinak. Saat pekerja itu datang dan menagih upahnya, aku menyuruhnya mengambil semua sapi itu. Awalnya dia menolak karena merasa upahnya hanyalah tiga gantang padi. Namun aku bersikeras karena sapi-sapi itu berasal dari tiga gantang berasnya.
Ya Alloh, jika Engkau tahu apa yang kulakukan itu hanya karena aku takut pada-Mu, maka keluarkan kami dari gua ini.”
Tiba-tiba batu besar itu bergeser sedikit, sehingga mereka bisa mengintip keluar dan mengetahui bahwa hujan telah berhenti.
Pengembara kedua berdoa, “Ya Alloh, Engkau tahu bahwa aku memiliki orang tua yang sudah tua. Aku begitu mencintai mereka. Setiap malam aku membawakan mereka susu kambing yang kuperah sendiri. Suatu malam aku terlambat memerah kambing dan mereka sudah tertidur saat aku tiba di kamar mereka. Saat itu anak dan istriku sudah menangis kelaparan, namun aku tidak mau mereka meminum susu kambing itu sebelum orang tuaku. Sementara kau tidak berani membangunkan tidur mereka. Akhirnya aku menungguinya hingga fajar tiba.
Ya Alloh, jika Engkau tahu apa yang kulakukan itu hanya karena aku takut pada-Mu, maka keluarkan kami dari gua ini.”
Batu besar itu kembali bergeser, membuat lubang yang cukup lebar, namun tidak cukup lebar untuk mereka keluar dari dalam gua.
Pengembara ketiga berdoa, “Ya Alloh, Engkau tahu bahwa aku memiliki seorang sepupu perempuan yang sangat aku cintai. Aku sering menggoda dan merayunya untuk berbuat dosa, namun ia selalu menolak. Suatu hari ia datang untuk meminjam uang sebesar 100 dinar. Aku memberinya dengan syarat dia harus memberikan kehormatannya. Dia terpaksa mengabulkanku karena dia dalam situasi yang terdesak. Namun saat aku hampir melakukan niatku, ia berkata ‘Bertaqwalah engkau kepada Alloh, janganlah kau merusak cincin kecuali sudah menjadi hakmu!’ Maka aku segera membatalkan niatku.
Ya Alloh, jika Engkau tahu apa yang kulakukan itu hanya karena aku takut pada-Mu, maka keluarkan kami dari gua ini.”
Akhirnya batu besar itu bergulir dan terbukalah mulut gua tersebut sehingga mereka dapat keluar dengan selamat.
Selasa, 16 November 2010
pekerjaan yg mustahil.....(abu nawas)
Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas
gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.
gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.
Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda, "Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih
leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.
leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.
Abu Nawas tidak langsung menjawab. la berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.
Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.
Abu Nawas pulang dengan hati masgul. Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini.Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.
Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. la menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas. "Ampun Tuariku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.
"Apa usul itu?"
"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."
"Kalau hanya usulmu, baiklah." kata Baginda.
"Satu lagi Baginda..... " Abu Nawas menambahkan.
"Apa lagi?" tanya Baginda.
"Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas.
"Usulmu kuterima." kata Baginda menyetujui.Abu Nawas pulang dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.
Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan salat Hari Raya Idul Qurban. Dan seusai salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin.
Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja, "Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"
"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat.
Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. la berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar. "Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.
"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas.
"Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.
"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka."
Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum
Cerita Abu Nawas
Mimpi buruk yang dialami Baginda Raja Harun Al Rasyid tadi malam
menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri Baghdad. Abu Nawas tidak berdaya.
Bagaimana pun ia harus segera menyingkir meninggalkan negeri Baghdad hanya
karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga
Abu Nawas.
"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua. la
mengenakan jubah putih. la berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana
bila orang yang bernama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini. la harus
diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa kesialan. ia boleh kembali ke
negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak,
melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang
lain."
menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri Baghdad. Abu Nawas tidak berdaya.
Bagaimana pun ia harus segera menyingkir meninggalkan negeri Baghdad hanya
karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga
Abu Nawas.
"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua. la
mengenakan jubah putih. la berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana
bila orang yang bernama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini. la harus
diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa kesialan. ia boleh kembali ke
negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak,
melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang
lain."
Pintu Akhirat
Tidak seperti biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak.
Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu.
"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?" Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata, "Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikelilirigi ular-ular. Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?"
Hadiah Bagi Tebakan Jitu
Baginda Raja Harun Al Rasyid kelihatan murung. Semua menterinya tidak ada yang sanggup menemukan jawaban dari dua pertanyaan Baginda. Bahkan para
penasihat kerajaan pun merasa tidak mampu memberi penjelasan yang memuaskan Baginda. Padahal Baginda sendiri ingin mengetahui jawaban yang sebenarnya.
Mungkin karena amat penasaran, para penasihat Baginda menyarankan agar Abu Nawas saja yang memecahkan dua teka-teki yang membingungkan itu. Tidak begitu lama Abu Nawas dihadapkan. Baginda mengatakan bahwa akhirakhir ini ia sulit tidur karena diganggu oleh keingintahuan menyingkap dua rahasia alam.
"Tuanku yang mulia, sebenarnya rahasia alam yang manakah yang Paduka maksudkan?" tanya Abu Nawas ingin tahu.
"Aku memanggilmu untuk menemukan jawaban dari dua teka-teki yang selama ini menggoda pikiranku." kata Baginda.
"Bolehkah hamba mengetahui kedua teka-teki itu wahai Paduka junjungan hamba."
Ibu Sejati
Kisah ini mirip dengan kejadian pada masa Nabi Sulaiman ketika masih muda.
Entah sudah berapa hari kasus seorang bayi yang diakui oleh dua orang ibu yang sama-sama ingin memiliki anak. Hakim rupanya mengalami kesulitan memutuskan dan menentukan perempuan yang mana sebenarnya yang menjadi ibu bayi itu.
Karena kasus berlarut-larut, maka terpaksa hakim menghadap Baginda Raja untuk minta bantuan. Baginda pun turun tangan. Baginda memakai taktik rayuan. Baginda berpendapat mungkin dengan cara-cara yang amat halus salah satu, wanita itu ada yang mau mengalah. Tetapi kebijaksanaan Baginda Raja
Harun Al Rasyid justru membuat kedua perempuan makin mati-matian saling mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya. Baginda berputus asa.
Mengingat tak ada cara-cara lain lagi yang bisa diterapkan Baginda memanggil Abu Nawas. Abu Nawas hadir menggantikan hakim. Abu Nawas tidak mau menjatuhkan putusan pada hari itu melainkan menunda sampai hari berikutnya. Semua yang hadir yakin Abu Nawas pasti sedang mencari akal seperti yang biasa dilakukan. Padahal penundaan itu hanya disebabkan algojo tidak ada di tempat.
Botol Ajaib
Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya, Baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana.
Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman.
"Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin." kata Baginda Raja memulai pembicaraan.
"Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil." tanya Abu Nawas.
"Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya." kata Baginda.
Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. la tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin.
Pekerjaan Yang Mustahil
Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.
Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,
"Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.
Abu Nawas tidak langsung menjawab. la berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.
Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.
Mengecoh Monyet
Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.
"Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.
"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."
"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.
"Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu Nawas menambahkan.
Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu.
Debat Kusir Tentang Ayam
Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum. Beliau memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal. Barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.
Aturan main sayembara itu ada dua. Pertama, jawaban harus masuk akal. Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri.
Pada hari yang telah ditetapkan para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung. Beliau memanggil peserta pertama. Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar. Baginda bertanya,
"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?" "Telur." jawab peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
Mengecoh Raja
Sejak peristiwa penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang dilegalisir oleh Baginda, sejak saat itu pula Baginda ingin menangkap Abu Nawas untuk dijebloskan ke penjara.
Sudah menjadi hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda, maka tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu
Abu Nawas amat takut kepada beruang. Suatu hari Baginda memerintahkan prajuritnya menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia tidak berani menolak perintah Baginda.
Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas mendekati Baginda.
"Tahukah mengapa engkau aku panggil?" tanya Baginda tanpa sedikit pun senyum di wajahnya.
Membalas Perbuatan Raja
Abu Nawas hanya tertunduk sedih mendengarkan penuturan istrinya. Tadi pagi
beberapa pekerja kerajaan atas titan langsung Baginda Raja membongkar
rumah dan terus menggali tanpa bisa dicegah. Kata mereka tadi malam Baginda
bermimpi bahwa di bawah rumah Abu Nawas terpendam emas dan permata
yang tak ternilai harganya. Tetapi setelah mereka terus menggali ternyata
emas dan permata itu tidak ditemukan. Dan Baginda juga tidak meminta maaf
kepada Abu Nawas. Apabila mengganti kerugian. inilah yang membuat Abu
Nawas memendam dendam.
Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat
untuk membalas Baginda. Makanan yang dihidangkan oleh istrinya tidak
dimakan karena nafsu makannya lenyap. Malam pun tiba, namun Abu Nawas
tetap tidak beranjak. Keesokan hari Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai
menyerbu makanan Abu Nawas yang sudah basi. la tiba-tiba tertawa riang.
“Tolong ambilkan kain penutup untuk makananku dan sebatang besi.” Abu
Nawas berkata kepada istrinya.
beberapa pekerja kerajaan atas titan langsung Baginda Raja membongkar
rumah dan terus menggali tanpa bisa dicegah. Kata mereka tadi malam Baginda
bermimpi bahwa di bawah rumah Abu Nawas terpendam emas dan permata
yang tak ternilai harganya. Tetapi setelah mereka terus menggali ternyata
emas dan permata itu tidak ditemukan. Dan Baginda juga tidak meminta maaf
kepada Abu Nawas. Apabila mengganti kerugian. inilah yang membuat Abu
Nawas memendam dendam.
Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat
untuk membalas Baginda. Makanan yang dihidangkan oleh istrinya tidak
dimakan karena nafsu makannya lenyap. Malam pun tiba, namun Abu Nawas
tetap tidak beranjak. Keesokan hari Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai
menyerbu makanan Abu Nawas yang sudah basi. la tiba-tiba tertawa riang.
“Tolong ambilkan kain penutup untuk makananku dan sebatang besi.” Abu
Nawas berkata kepada istrinya.
Jumat, 12 November 2010
Haruskah Berpacaran ?
Ketika mengetikkan semua ini, saya masih berstatus sebagai calon istri dari pria yang belum saya ketahui siapa yang akan menjadi suami saya. Bukan kebodohan yang membuat saya begitu percaya diri, menyebut seperti itu. Hanya dari keyakinanlah yang timbul berdasarkan janji Tuhan saya yang akan mempertemukan pria yang baik dengan wanita yang baik. Dan setiap manusia pasti telah memiliki jodohnya masing-masing.
Saya bukanlah orang suci yang tak pernah mengecap satu titik pun dosa. Justru karena saya telah merasakannya, maka saya merasa mual jika saya mengingat masa lalu saya yang kini saya jadikan pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga bagi perjalanan hidup saya kelak. Serta saya akan terus membuka lebar-lebar mata, telinga terlebih mata hati untuk tetap menyikapi semua kejadian yang terjadi pada orang lain, biar menjadi pelajaran tambahan bagi saya tanpa saya harus mencemplungkan diri saya pada dunia yang kelam itu.
Dunia yang kelam.. sangat abstrak jika saya menyebut seperti itu. Dunia dimana tak ada lagi rasa malu ketika seorang wanita memegang tangan seorang pria. Dunia dimana cinta dapat menguasai seluruh pikiran dan hati seseorang. Hingga kadang tak ada lagi ruang yang disisakan untuk hal lain. Apa setinggi itukah label cinta yang digaungkan dalam dunia percintaan anak muda atau biasa disebut “ PACARAN” ?
Sungguh miris, ketika jalan berduaan tak lagi menjadi tabu.
Berbicara mengenai masalah pacaran. Sekali lagi saya menyatakan, saya bukan orang suci yang tak pernah mengenal dunia seperti itu. Saya mengetahui jika dalam agama saya, pacaran sangat dilarang karena merupakan pintu syetan dimana berbagai perlakuan zina terdapat didalamnya. Diluar konteks agama, saya pernah menjalani masa pacaran. Meskipun tak lama, saya merasakan ketidaknyamanan dan kebodohan karena selain berbenturan dengan prinsip saya, saya lebih faham mengapa agama mengharamkan itu. Suatu kesia-siaan dimana kita mengorbankan perasaan, waktu bahkan kadangkala uang untuk seseorang yang sebetulnya belum tentu menjadi pasangan hidup kita kelak. Itu merupakan suatu pelajaran yang sangat berharga, dimana kadangkala kita “harus” menjalani sesuatu hal untuk tau apakah hal tersebut membawa dampak yang baik atau buruk. Tapi lebih bijak jika kita telah mengetahui bahwa hal tersebut buruk, tidaklah kita mencemplungkan diri kedalamnya. Cukup pengalaman orang lain yang kita jadikan pelajaran berharga.
Melihat adik-adik (sepupu) saya beranjak remaja, ada rasa sedih serta miris. Ditengah kebebasan seperti saat ini, sedang saya tidak bisa melihat mereka secara langsung atau memperingatinya secara berlebihan. Mereka lebih pintar dari zaman saya remaja, tapi kepintaran mereka akan tersendat pada peradaban yang mencontohkan suatu prilaku dimana kebebasan menjadi mutlak hak pribadi asal tidak merugikan orang lain. Mereka pintar namun apa gunanya jika tak pada tempatnya, tak dapat memfilter bahkan menimbang sesuatu selagi sesuatu itu sah-sah saja menurut mereka. Karena mereka melihat contoh dari banyaknya yang melakukan hal yang sama. Padahal sesuatu yang banyak dikerjakan belum tentu baik.
Ya Rabb, berikan saya keistiqomahan untuk dapat menjaga kesucian diri sebagai seorang wanita, hingga kelak dapat menjadi seorang istri yang membanggakan suami dan dapat menjadi contoh yang baik untuk anak-anak saya.
Veteran Militer AS Semakin Banyak yang Bunuh Diri
Resesi ekonomi dan trauma menderita akibat perang di Irak dan Afghanistan telah mendorong meningkatnya jumlah veteran AS melakukan aksi bunuh diri.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa bunuh diri saat ini sedang berkembang di kalangan orang dewasa muda yang telah meninggalkan militer, AFP melaporkan pada hari Kamis kemarin (11/11).
"Ini diperparah oleh stres, trauma yang terjadi dengan operasi militer saat ini, di mana kita memiliki militer jauh lebih kecil dan diminta untuk melakukan begitu banyak tugas dan kemudian mengulanginya tugas militer setelah selesai bertugas," menurut Menteri Urusan Veteran Eric Shinseki.
Shinseki menegaskan bahwa "saya tahu angka bunuh diri semakin meningkat."
Pada bulan Januari lalu, Shinseki menunjukkan bahwa 20 persen dari sekitar 30.000 kasus bunuh diri di AS setiap tahun dilakukan oleh veteran perang, yang itu berarti bahwa rata-rata 18 veteran bunuh diri setiap hari.
Sebuah catatan menyebutkan 309 anggota militer melakukan bunuh diri tahun lalu, naik dari 267 pada tahun 2008, menurut angka Pentagon.
Jumlah bunuh diri antara tahun 2005 dan 2009, dilaporkan 1.100, melebihi jumlah anggota militer AS yang tewas dalam perang Afghanistan sejak perang itu dimulai pada tahun 2001.
Jaminan simpanan klaim cacat yang dibuat oleh veteran perang melonjak menjadi lebih dari 700.000 tahun ini, naik dari 400.000 hingga 500.000 tahun sebelumnya, menurut Shinseki.
Shinseki mengatakan jumlah kasus baru telah meningkat lebih cepat daripada kapasitas lembaganya. Meskipun 977.000 kasus diselesaikan tahun lalu, satu juta kasus baru telah bertambah.
Sejumlah besar veteran muda yang ikut ambil bagian dalam perang Afghanistan dan Irak yang menderita gangguan stress pasca-trauma (PTSD), di samping kasus-kasus yang veteran yang lebih tua.
"Kami memiliki pengobatan PTSD yang terjadi dengan veteran yang kembali dari Perang Dunia II, Korea, Vietnam. Jadi itu adalah masalah isu yang besar.," Kata Shinseki.
Shinseki juga menyatakan bahwa krisis ekonomi telah membawa dampak tambahan pada keluarga veteran selama setahun setengah, sedangkan organisasinya telah berjuang untuk memenuhi tujuan untuk mengakhiri tunawisma di antara para veteran dalam jangka waktu lima tahun.
Menurut Shinseki, organisasinya sedang membuat kemajuan yang baik dalam mencoba memecahkan masalah-masalah pasca-perang bagi para veteran perang, sembari mengatakan bahwa "kami baik-baik saja, hanya saja tidak akan cukup cepat beraksi."
Ada sekitar 23 juta veteran di Amerika Serikat. Dari mereka, hanya delapan juta yang saat ini terdaftar pada Departemen Urusan Veteran
Rumah di Surga
(Asyiah begitu menderita di dalam istana yang penuh dengan orang-orang yang bermaksiat sehingga dia menginginkan rumah di Surga)
Abdullah bin Abbas menceritakan, pada satu hari Rasulullah saw. menjelaskan mengenai empat garis di atas tanah, lalu Rasulullah saw. bertanya, "Apakah engkau mengetahui garis ini garis apa ?" Maka para Shahabat pun menjawab, "Engkau lebih tahu wahai Rasulullah," maka Rasulullah saw. pun berkata, "sesungguhnya ini menggambarkan hanya ada empat wanita terbaik di dunia ini."
Khadijah binti Khawalid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asyiah binti Mazahim (istri Fir'aun).
Asyiah begitu lama menderita di bawah cengkraman Fir'aun yang kejam. Bersuamikan lelaki yang kejam tentu saja membuat siapapun wanita menjadi sangat menderita, walaupun kekejaman terhadap istri tidak digambarkan dalam kisah para Shahabiyah, (walau ada sebagian yang menceritakan bahwa akhirnya Asyiah syahid karena dibunuh dengan cara menariknya dengan empat ekor kuda dari segala penjuru atas perintah Fir'aun yang kejam).
Namun selama dalam kekuasaan Fir'aun, sikap kejamnya tidak ditunjukan pada Asyiah, bahkan Asiah membujuk Fir'aun untuk menerima Musa kecil dalam penjagaannya padahal ketika itu sedang diberlakukan undang-undang baru yaitu membunuh bayi lelaki di Mesir.
Namun kecintaan Fir'aun kepada Asyiah membuatnya mampu untuk bukan hanya membawanya namun juga memeliharanya, dan tanpa disadari Firaun, seorang musuh utamanya malah tinggal dalam rumahnya.
Penderitaan Asyiah yang bersuamikan berhala membuatnya menjadi istri yang taat diam di dalam rumah walaupun suaminya sangat kejam, tidak ada sedikitpun keinginan baginya untuk membalas kekejaman itu dengan memboikot, membentak-bentak, marah-marah ataupun kabur dari rumah, semua kekejaman yang dilakukan suaminya di depan matanya tiada terkira dilalui Asyiah dengan sabar, bertahun-tahun terperangkap dalam istana yang dingin tidak ada ketenangan dan keberkahan menyelimutinya.
Namun ditengah kepediahan Asyiah bersuamikan Fir'aun, Islam dan taqarrubilalallah-nya begitu membuatnya menjadi sosok tegar seorang wanita yang sangat beriman, sampai akhirnya tiada yang diminta kecuali satu, “Ya Allah, bangunkan aku rumah di Surga”.
Subhanallah permintaannya terlihat sangat sederhana namun begitu dalam dan penuh makna yaitu rumah di Surga, karena rumah di dunia rasanya sudah seperti di Neraka, dan wajarlah bila kesabaran dan kekuatan untuk memeluk erat Islam ditengah kekejaman Fir'aun menjadikan Asyiah sebagai salah satu wanita yang hidup di bukan era Rasulullah saw. Namun diakui sebagai salah satu wanita unggul selain Siti Maryam, Khadijah dan Fatimah.
Sanggupkah kita meniru Asyiah tetap taat kepada Allah dan tidak meninggalkan suami kita walau suami kita sekejam Fir’aun. Masya Allah, masih banyak yang harus kita pelajari dari para wanita mulia pendahulu kita. Wallahuallam.
Selasa, 09 November 2010
Istana Didasar Laut
erita Penuh Hikmah Kali menceritakan Petualangan Nabi Sulaiman, yang menemukan Sebuah Bangunan indah didasar Laut yang begitu Indah, berikut Ceritanya selamat Menikmati ....
Ditengah pengembaraan, Nabi Sulaiman As, sampai di tepian samudera, yang ombaknya bagai gunung. Bagi Sulaiman tampat itu terasa ada misteri. Lantas ia memerintahkan angin agar tidak bertiup barang sejenak. Secara serentak angin pun reda & ombaknya pun berhenti. Kemudian Jin Ifrit mendapat giliran untuk menyelam kedasar laut & mendeteksi apa yang berada didasar samudera itu. Tiba-tiba terlihat olehnya sebuah bangunan indah berbentuk kubah putih dari mutiara, rapat tak berlubang. Lantas diangkatnya kubah itu dari dasar lautan & diserahkan kepada nabi Sulaiman AS. Begitu kagumnya beliau menyaksikan bangunan seindah itu.
Ditengah pengembaraan, Nabi Sulaiman As, sampai di tepian samudera, yang ombaknya bagai gunung. Bagi Sulaiman tampat itu terasa ada misteri. Lantas ia memerintahkan angin agar tidak bertiup barang sejenak. Secara serentak angin pun reda & ombaknya pun berhenti. Kemudian Jin Ifrit mendapat giliran untuk menyelam kedasar laut & mendeteksi apa yang berada didasar samudera itu. Tiba-tiba terlihat olehnya sebuah bangunan indah berbentuk kubah putih dari mutiara, rapat tak berlubang. Lantas diangkatnya kubah itu dari dasar lautan & diserahkan kepada nabi Sulaiman AS. Begitu kagumnya beliau menyaksikan bangunan seindah itu.
Kekagumannya dilampiaskan dengan memeriksa banguna itu dengan seksama. Keyakinannya begitu kuat, bahwa ada sesuatu didalamnya, Sayang tak ada satu pun lubang untuk mengintipnya , Beliau segera berdoa kepada Allah SWT agar dapat melihat isi kubah indah itu, seketika beliau tecengang, ketika kubah itu terbuka dan didalamnya terdapat seorang pemuda yang tengah bersujud.
”Anda dari golongan malaikat, jin atau dari jenis manusia ?” tanya nabi Sulaiman AS.
“Aku adalah manusia .” sahut pemuda itu.
“Amal apa yang telah engkau lakukan sehingga engkau memperoleh kedudukan yang mulia ini?”.
Pemuda itupun menjawabnya, “Dulu aku berbakti kepada orang tua, ketika orang tua kami jompo dan lemah, kugendong ia diatas punggungku, dan saat itu ibuku berdoa,
“Allahumar Zuqhul qanaata waj’al makaanahu ba’da wafatihi fii maudhi’in laa fil ardhi walaa fis samaa = ‘ya allah berikanlah sifat qanaah kepada anakku, dan berilah tempat setelah matinya tidak dibumi dan dilangit.”
Setelah ibuku tiada, aku menghibur dukaku ketepi pantai, dan terlihatlah kubah mutiara putih itu, kudekati, lau aku pun masuk kedalamnya. Tiba-tiba pintu kubah ini menutup dengan sendirinya dan bergerak atas ijin Allah Swt. Aku pun tidak tahu pasti dimana berada, Didarat atau di Udara, namun aku tetap memperoleh rezeki dari Allah SWT yang disediakan didalam kubah ini, “Demikian pemuda itu menceritakan asal mula ia berada didalam kubah itu.”
Dengan apakah Allah SWT memberimu rezeki ?” tanyanya lagi.
Saat perut ku lapar, Allah menciptakan pohon yang berbuah, lalu aku diberinya. Dan ketika aku haus, mengalirlah dari pohon itu air putih melebihi susu, manisnya melebihi madu dan dingin melebihi salju.” Pemuda itu menjelaskan.
”Lalu bagaimana kamu mengetahui malam dan siang ?”
”Bila Fajar shubuh kubah itu menjadi putih, sehingga aku tahu tandanya akan siang hari, dan bila matahari terbenam, kubah ini berubah menjadi hitam, dan aku pun tahu bahwa pasti saat itu malam.” dia menjelaskan lagi.
Usai berdialog dengan pemuda itu, sulaiman berdoa, kubah itu menutup dengan sendirinya, dan pemuda itu tetap berada didalamnya. Kubah bergerak menuju ketempatnya didasar lautan.
Jumat, 05 November 2010
Sebutir korma penjegal do’a
Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa.
4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya. "Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat yang satu.
"Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi.
Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
"Astaghfirullahal adzhim" ibrahim beristighfar.
Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.
Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. "4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?" tanya ibrahim.
"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma" jawab anak muda itu.
"Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?".
Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat.
"Nah, begitulah" kata ibrahim setelah bercerita, "Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?".
"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya."
"Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu."
Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim.
4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. "Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain."
"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas."
***
Oleh sebab itu berhati-hatilah dgn makanan yg masuk ke tubuh kita, sudah halal-kah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu…
4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya. "Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat yang satu.
"Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi.
Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
"Astaghfirullahal adzhim" ibrahim beristighfar.
Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.
Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. "4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?" tanya ibrahim.
"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma" jawab anak muda itu.
"Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?".
Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat.
"Nah, begitulah" kata ibrahim setelah bercerita, "Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?".
"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya."
"Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu."
Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim.
4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. "Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain."
"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas."
***
Oleh sebab itu berhati-hatilah dgn makanan yg masuk ke tubuh kita, sudah halal-kah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu…
Bukalah Hatimu
Dikisahkan, ada seorang anak muda yang merasa dirinya tidak bahagia. Setiap hari, dari jendela kamarnya dia melihat taman dan pemandangan alam yang sangat indah, orang berlalu lalang, anak-anak bermain dengan gembira. Tetapi fenomena itu tidak membuat hatinya bahagia. Justru dia tidak mengerti, mengapa orang-orang di luar sana bisa tertawa-tawa bersama atau setidaknya menunjukkan wajah yang gembira.
Karena melihat keadaan di sekitarnya, atinya yang hambar, terusik pada pertanyaan, "Apa rahasia bahagia?"
Demi mendapatkan jawaban tersebut, si pemuda memutuskan keluar dari kamarnya dan mulai bertanya kepada siapa saja yang mungkin bisa memberi jawabannya.
"Maaf Pak, saya mau bertanya, dari mana bahagia itu?" tanyanya kepada seorang bapak yang tampak gembira melihat anak-anak yang sedang berlarian.
"Bahagia? Dari mana datangnya? Lihat saja anak-anak itu," jawab si bapak santai. Si pemuda mencermatinya dan tidak mengerti mengapa melihat anak-anak itu adalah kebahagiaan.
Dia pun berjalan terus dan berusaha bertanya ke beberapa orang lainnya tetapi tetap saja tidak menemukan jawabannya, apa dan bagaimana bahagia itu. Hingga tibalah dia di depan rumah seorang petani yang sedang beristirahat sambil meniup seruling dengan nikmatnya.
Si pemuda menunggu sampai lagunya selesai dan mengajukan pertanyaan yang sama. "Ayo, masuklah kemari," si petani mempersilakan si pemuda
dengan ramah.
"Bapak sedang membuat seruling baru. Lihatlah! Begini caranya." Tangannya pun sibuk memperagakan memilih bambu, mengusap dan membersihkan bulu-bulu halusnya dengan cermat. "Setelah bersih, kini saatnya meratakan dan kemudian melubanginya."
"Bapak, saya kemari bukan belajar membuat suling dan apa hubungannya semua ini dengan kebahagiaan?" tanya si pemuda dengan kesal.
"Anak muda, jangan marah dulu. Perhatikan dulu apa yang hendak Bapak jelaskan. Bambu sekecil ini bisa mendatangkan nada yang indah, rahasianya ada di lubang-lubang kecil ini. Nah, sama dengan kebahagiaan yang kamu tanyakan. Buatlah lubang dan biarkan dia terbuka di dalam hatimu. Karena tanpa kamu pernah membuka hati, sama halnya kamu tidak pernah memberi kesempatan pada hatimu sendiri dan selamanya kamu tidak akan mengenal, apa itu bahagia. Mudah kan? Apakah kau mengerti?"
Karena melihat keadaan di sekitarnya, atinya yang hambar, terusik pada pertanyaan, "Apa rahasia bahagia?"
Demi mendapatkan jawaban tersebut, si pemuda memutuskan keluar dari kamarnya dan mulai bertanya kepada siapa saja yang mungkin bisa memberi jawabannya.
"Maaf Pak, saya mau bertanya, dari mana bahagia itu?" tanyanya kepada seorang bapak yang tampak gembira melihat anak-anak yang sedang berlarian.
"Bahagia? Dari mana datangnya? Lihat saja anak-anak itu," jawab si bapak santai. Si pemuda mencermatinya dan tidak mengerti mengapa melihat anak-anak itu adalah kebahagiaan.
Dia pun berjalan terus dan berusaha bertanya ke beberapa orang lainnya tetapi tetap saja tidak menemukan jawabannya, apa dan bagaimana bahagia itu. Hingga tibalah dia di depan rumah seorang petani yang sedang beristirahat sambil meniup seruling dengan nikmatnya.
Si pemuda menunggu sampai lagunya selesai dan mengajukan pertanyaan yang sama. "Ayo, masuklah kemari," si petani mempersilakan si pemuda
dengan ramah.
"Bapak sedang membuat seruling baru. Lihatlah! Begini caranya." Tangannya pun sibuk memperagakan memilih bambu, mengusap dan membersihkan bulu-bulu halusnya dengan cermat. "Setelah bersih, kini saatnya meratakan dan kemudian melubanginya."
"Bapak, saya kemari bukan belajar membuat suling dan apa hubungannya semua ini dengan kebahagiaan?" tanya si pemuda dengan kesal.
"Anak muda, jangan marah dulu. Perhatikan dulu apa yang hendak Bapak jelaskan. Bambu sekecil ini bisa mendatangkan nada yang indah, rahasianya ada di lubang-lubang kecil ini. Nah, sama dengan kebahagiaan yang kamu tanyakan. Buatlah lubang dan biarkan dia terbuka di dalam hatimu. Karena tanpa kamu pernah membuka hati, sama halnya kamu tidak pernah memberi kesempatan pada hatimu sendiri dan selamanya kamu tidak akan mengenal, apa itu bahagia. Mudah kan? Apakah kau mengerti?"
10 Langkah Penghangat Cinta
Jangan takut mengatakan cinta, kadang kita merasa bahwa hal tersebut tidak penting dan gombal, kadang kita berdalih bahwa kata-kata cinta tidak penting untuk diucapkan secara verbal tapi cukup dibuktikan dengan perbuatan. Tetapi coba kita tengok bagaimana Rasulullah mengajarkan kepada para shahabatnya ketika ada seseorang yang mengatakan kepada Rasul "Ya Nabiyullah, sesungguhnya aku sangat mencintai si fulan" sambil menunjuk kepada seorang lelaki yang sedang lewat dihadapannya. "Apakah kamu pernah mengatakan perasaanmu kepadanya ?" Tanya Rasul. "Belum ya Rasul". Jawab shahabat. "Sekarang, katakanlah padanya". Jadi mengatakan cinta itu bukan hal yang tabu, tapi sunnah hukumnya. Dan mulai sekarang, katakanlah cinta pada istri tercinta.
"I love u, I love u, I love u Full "
2. Efek Sentuhan
Berjabat tangan ketika bertemu, memeluk atau mencium, adalah kiat2 penghangat cinta, jangan sampai satu haripun anda tidak menyentuhnya. Apakah hanya sekedar mencubit, menjewer mesra, dan sebagainya. Menurut ahli psikologi, efek sentuhan dapat memberi kenyamanan, kesenangan dan ketentraman dan menciptakan rasa kedekatan antar individu.
3. Memberi Bantuan
Memberi bantuan kepadanya diminta atau tidak, ketika ia sibuk didapur, kita yang memandikan anak. Ketika ia sedang menyuapi anak, kita ngelap meja. Kamu bunga yang jadi tangkainya.. suit suiit,... kamu tarzan.. aku yang jadi Che*** hehe
4. Siap Dengan Dukungan
Memberi dukungan harus dilakukan, terutama jika istri kita mengalami tekanan psikologis. Tetapi memberi dukungan juga harus proporsional, jangan sampai berlebihan. Ini yang perlu diperhatikan. Dukungan moril sangat dibutuhkan disaat2 tertentu. Misalnya istri sakit, jangan malah di takut2in "Mi' tetangga diseberang sana sakitnya juga sama kayak umi. Sekarang dia udah pulang ke Rahmatulloh lho.."
5. Jangan Pelit Dengan Pujian
Kalau ada suami yang pelit pujian, bisa dipastikan ia juga pelit dengan hartanya, kalau pujian yang gratis aja pelit, gimana dengan harta yang dicari dengan susah payah ? suami yang pemurah adalah suami yang senang memuji. Memuji yang baik tidak dilakukan didepan khalayak ramai, tetapi disaat berdua, misalnya memuji kecantikannya, enak masakannya, dll.
6. Munculkan segala Kebaikan
"Jika cinta sudah melekat, tempe goreng terasa coklat" begitu pepatah mengatakan. Tanda cinta adalah kita senantiasa mengingat kebaikan-kebaikannya, jika ada permasalah yang membuat renggang hubungan. Segera ingat kebaikan yang pernah ia lakukan kepada kita.
7. Sisihkan waktu Untuk berdua
Kadang kesibukan membuat suami istri jarang punya waktu untuk mereka berdua, maka perlu disiasati supaya punya waktu untuk berbicara dari hati kehati, tanpa ada yang mengganggu. Just me and u cieee.
8. Membuat panggilan khusus
Panggil namanya dengan nama nama yang ia senangi misalnya "Mawar", "Darling", "Yayang", "My Love" jangan sebut nama panggilan yang ia tidak senangi "Ndut,.. sini ndut" (karena istrinya gendut) atau "Tuyul sini yul" (karena namanya Yuli).
9. mendengarkan
menjadi pendengar yang baik perlu kiat tersendiri, kadang kala ada rasa emosi, saat pulang kerja,lelah dan suntuk.. istri menyambut dengan cerita2 horor dan teror. Yah sabar sedikit, usahakan tersenyum. Dengarkan sampai ia selesai bicara. Setelah ia selesai baru bilang "umi tadi certain apa sih ?" (GGubrakkkks)
10. Lazimkan Tiga kata ajaib :
- Tolong : jika meminta bantuan
- Terima kasih : jika selesai dibantu
- Maaf : jika membuat kesalahan
Langganan:
Postingan (Atom)